Seberapakah kita masih mengenal Rasulullah dalam kehidupan kita sehari-hari, di tengah kehidupan sekarang ini. Apakah kita sudah melupakannya..? Di sisi lain kita begitu mengharap syafaat Rasulullah. Saat menjelang wafatnya Rasulullah ...
Allah memerintah kepada malaikat pencabut nyawa :
”Engkau turunlah menemui kekasih-Ku dalam bentuk yang paling baik. Lakukan dengan cara halus ketika mencabut ruhnya. Kalau dia memberi izin, masuklah. dan kalau tidak diizinkan, jangan masuk dan pulanglah.”
Rasulullah mendengar suara malaikat maut ini kemudian bersabda (kepada Fathimah):
“Wahai Fathimah siapa orang yang ada di pintu!”
“Orang badui Ya Rasul”, jawab Fathimah. “Dia memanggil-manggil dan sudah aku terangkan bahwa Rasulullab Saw sedang sakit, :api kemudian dia memanggil ketiga kalinya. Dia memandang tajam padaku sampai gemetar tubuhku, takut hatiku, dan tulang sendiku terasa bergetar seakan-akan satu sama lain mau lepas. Wajahku menjadi pucat.”
Rasulullah saw bersabda
”Fathimah, tahukah engkau siapa dia?”
”Tidak tahu”, jawab Fathimah.
Kemudian Rasulullah saw bersabda:
“Dia itu melaikat maut yang memusnahkan semua kenikmatan, yang memutuskan segala nafsu syahwat, yang memisahkan pertemuan, dan menghabiskan semua rumah, serta dia yang meramaikan kuburan.”(Hadits Shaheh)
Mendadak Fathimah menangis keras, lalu berkata: “Aduh! Sungguh kelak akan celaka, karena adanya kematian Nabi yang terakhir. Menjadi musibah besar karena wafatnya untuk orang-orang yang bertaqwa. Mereka terputus dari pemimpinnya yang suci, yang juga merupakan penyesalan bagi kami semua sebab sudah berhentinya wahyu dan langit.
Sesungguhnya saya sudah terhalang tak mendengarkan perkataan engkau, juga tidak lagi mendengarkan salam engkau sesudah hari ini.”
Lalu Rasulullah saw bersabda kepada dia:
“Wahai malaikat maut, masuklah!”
Malaikat itupun masuk seraya mengucapkan salam: ‘Assalaamu’ alaika, Ya Rasul! Rasulullah saw menjawab: ‘Waalaikas-sallaam wahai malaikat maut …, engkau datang untuk berkunjung atau untuk mencabut nyawa!”
”Saya datang untuk berkunjung dan juga mencabut nyawa”, Jawab malaikat maut. “Itu kalau tuan mengizinkan, kalau tidak, saya akan kembali pulang.”
Sabda Rasulullah saw
”Wahai malaikat maut, di mana engkau meninggalkan malaikat Jibril!”
”Saya tinggalkan di langit dunia.” Jawab Malaikat Maut. ‘Dan para malaikat di sana baru berbelasungkawa terhadap dia.”
Tidak lama kemudian malaikat Jibril turun. dan duduk tepat di sisi kepala Rasulullah saw, Rasulullah saw bertanya kepada dia:
“Apakah engkau sudah tahu kalau ajalku sudah dekat!”
“Benar, Ya Rasul.” Jawab malaikat Jibril.
“Maka beritakan kepadaku (Rasulllah saw) akan Kemulyaan yang menggembirakan aku di Sisi Allah Ta’ala.”
“Semua pintu-pintu telah terbuka.” Jawab Jibril. “Dan para malaikat sudah berbaris menanti kehadiran Ruh-mu di langit. Pintu-pintu surga telah terbuka, dan bidadari- bidadari sudah bersolek menanti kehadiran Ruh-mu.
Sabda Rasulullah saw:
“Segala Puji bagi Allah wahai Jibril, berilah aku kabar gembira mengenai umatku kelak di hari kiamat.”
”Saya beritahukan …,“ Demikian jawab Jibril. “Bahwa sesungguhnya Allah Ta’ala telah berfirman:
“Sesungguhnya sudah AKU larang semua Nabi masuk ke dalam surga sebelum engkau memasuki lebih dulu. Dan AKU larang semua umat sebelum umatmu masuk lebih dulu.” (Hadist Qudsi)
Sabda Rasulullah saw: ”Sekarang sudah puas hatiku dan hilang pula kesusahanku.” Selanjutnya Beliau bersabda: ”Wahai malaikat maut, mendekatlah kepadaku.”
Malaikat maut pu mendekati Rasulullah saw dan mulailah mencabut ruh beliau. Ketika sampai diperut
Beliau bersabda:
“Wahai malaikat Jibril … alangkah pahitnya rasa sakaratul ini…” Tapi Jibril memalingkan wajahnya dari pandangan Nabi Saw. Nabi Saw berkata: ”Jibril … apakah engkau tidak senang melihat wajahku!” Jibril menjawab: ”Wahai kekasih Allah … siapa kiranya orang yang sampai hati melihat wajah engkau, dan engkau dalam keadaan sakaratul maut.“
Dari Annas bin Malik ia. ia berkata: ”Ketika ruh Nabi Saw sampai di dada, beliau bersabda: ”Aku berwasiat kepada kalian, agar kalian memelihara shalat, dan apa-apa yang menjadi tanggungjawabmu …” (Kata Annas ra.) : ”Masih saja beliau, mau mewasiatkan dua perkara ini, sampai perkataannya putus.“ (Hadits Shaheh).
Ali ra.: “Sesungguhnya Rasulullah saw manakala menjelang ajalnya, kedua bibirnya bergerak-gerak dua kali, kemudian saya mendekatkan telinga, saya mendengar beliau mengucapkan perlahan-lahan, ‘Ummatku … ummatku …’.